Menjelang dini hari, didapur perkemahan para prajurit Pajang itupun telah nampak sibuk. Para petugas tengah menyiapkan makan dan minum bagi para prajurit yang sebelum fajar menyingsing harus mulai bergerak memasuki Tanah Perdikan Sembojan.
Sementara itu langitpun menjadi semakin terang. Sejenak kemudian, Ki Rangga yang akan memimpin langsung pasukannya telah berada di tengah-tengah para prajurit. Sejenak kemudian, maka Ki Ranggapun telah memberikan perintah untuk membunyikan isyarat dengan bunyi bende sekali.
Dua orang Senapati pengapitnya mengangguk-angguk. Seorang diantaranya berkata, “Tetapi pertahanan Tanah Perdikan ini cukup mapan. Mereka telah memasang gelar sejak semula dan sama sekali tidak terpengaruh ketika kita menyusun gelar ini.”
Tetapi para pengawal Tanah Perdikan sama sekali tidak memberikan kesempatan. Para pengawal telah bertahan dengan sekuat tenaga dan kemampuan mereka tanpa menghiraukan pengorbanan terbesar yang dapat mereka berikan.
In addition, coffee has evolved over and above a simple beverage to become a cultural phenomenon, with its own rituals, traditions, and customs. With the Japanese artwork of “siphon brewing” to the Italian custom of “espresso society,” coffee preparing and consumption vary commonly from 1 lifestyle to another, reflecting the variety and complexity of human experience.
Dengan demikian maka tidak ada pilihan lain dari para prajurit Pajang untuk membuat keseimbangan baru.
Dengan demikian, maka Ki Rangga Larasgati benar- benar menjadi tegang. Segala usahanya untuk menyingkirkan anak muda itu dari medan tidak segera berhasil. Bahkan sekali-sekali senjata anak muda itu telah berdesing begitu dekat ditelinganya. Namun dalam pada itu, pangkal sayap dari pasukan pengawal Tanah Perdikan justru di kedua belah sisi telah mendapat tekanan yang semakin berat.
Ini memberikan keyakinan kepada para pemain bahwa mereka dapat menikmati permainan dengan harapan untuk meraih kemenangan yang menguntungkan.
Di pangkal sayap, para prajurit memang menjumpai pasukan yang agaknya lebih lunak dari para pengawal terlatih. Mereka mendapatkan lawan yang tidak terlalu tinggi bekal ilmunya. Tetapi diantara mereka terdapat orang-orang yang nampaknya umurnya sudah memanjat mendekati pertengahan abad, namun justru merekalah yang menjadi sangat berbahaya. Sementara itu, disamping pemimpin kelompoknya, maka terdapat seorang yang berilmu tinggi sehingga sempat mengacaukan kerapihan kerja sama para prajurit Pajang.
Karena itu, maka pangkal sayap kedua sisi gelar Supit Urang yang tidak lengkap itu bagaikan mengendor dan sedikit demi sedikit tergeser surut beberapa lapis dibandingkan dengan garis medan seluruh gelar.
Orang yang telah menanyakan tentang kemungkinan jatuhnya beberapa korban itu terdiam. Ia memang menyadari, bahwa Ki Rangga adalah seorang yang berilmu tinggi.
Dipangkal sayap, para prajurit berusaha untuk menembus pertahanan para pengawal. Karena gelar pasukan Tanah Perdikan itu secara keseluruhan tidak dapat didesak mundur oleh para prajurit Pajang, maka mereka berusaha untuk mematahkan pangkal sayap gelar Supit Urang yang memang tidak lengkap itu. Tetapi ternyata para prajurit Pajang memang mengalami kesulitan. Bekas para pengawal yang telah starlight princess sayap33 menjadi semakin tua itu ternyata masih merupakan benteng yang kokoh bagi Tanah Perdikan Sembojan.
Namun didalamnya juga terdapat bekas pengawal yang umurnya telah merambat semakin tinggi, sehingga dalam keadaan yang tenang, mereka sudah melepaskan senjata- senjata mereka.
Risang yang melihat gerak mundur pasukan Pajang telah memerintahkan untuk mendesak terus. dari gelar Supit Urangnya mencoba mencengkam kearah lambung.